NAMA
: RIZKI RESTU PERMANA
KELAS
: II/D
NIM : 1211503118
Sebuah karya sastra seperti novelharus
memiliki latar tempat terjadinya peristiwa atau adegan dalam satu waktu baik
latar tempat maupun latar waktu. Latar dalam fiksi bukan hanya sekadar
background saja,artinya bukan hanya menunjukan tempat dan kapan terjadinya.
Menurut Sumardjo dan Saini (1997:76) bahwa “dalam cerita modern setting telah
digarap para penulis menjadi unsur cerita yang penting. Ia terjalin erat dengan
karakter, tema, dan suasana cerita”. Setting adalah latar peristiwa dalam karya
fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa serta memiliki fungsi
fisikal,untuk lebih jelasnya akan saya berikan kutipan untuk memperjelasnya.
“Orang-orang
desa, ke kota berjalan kaki,tak masuk dalam perhatianku. Jalan raya batu kuning
itu lurus langsung ke Wonokromo. Rumah, ladang, sawah, pepohonan jalanan yang
dikurung dengan keranjang bambu, bagian-bagian hutan yang bermandikan
sinar perak matari, semua, semua
berterbangan riang. Di kejauhan sana samar-samar nampak gunung-gemunung berdiri
tenag dalam keangkuhan, seperti petapa berbaring membatu.”(Bumi manusia;22)
Dari
kutipan diatas kita bisa mengetahui bahwa si penulis ingin menjelaskan atau
menggambarkan tempat dalam kisah bumi manusia ini yang bernama Wonokromo bahwa
tempat ini masih sangat minim transportasi, tetapi keindahan alam yang
digambarkan sang penulis membuat si pembaca memvisualisasikannya menjadi tempat
yang sangat indah, tenang, dan sangat sempurna.
Setting
bukan hanya berfungsi sebagai latar yang bersifat fisikal untuk membuat suatu
cerita menjadi logis, ia juga memiliki fungsi psikologis, sehingga setting pun
mampu menuansanakan makna tertentu yang menggerakan emosi atau aspek kejiwaan
pembacanya. Seperti kutipan yang akan saya contohkan untuk memperjelas
pengertian di atas.
“Orang
menganggap rumahnya sebuah istana pribadi,sekali pun hanya dari kayu jati. Dari
kejauhan sudah nampak atap sirapnya dari kayu kelabu. Pintu dan jendela terbuka
lebar. Tidak seperti pada rumahsuplesir Ahtjong. Berandanya tidak ada. Sebagai
gantinya sebuah konsol cukup luas dan lebar melindungi anaktangga kayu yang
lebar pula, lebih lebar daripada pintu depan.”(Bumi manusia;24)
“Mataku mulai
menggerayangi ruangtamu yang luas itu: perabot, langit-langit, kandil-kandil
kristal yang bergelantungan, lampu-lampu gas gantung dengan kawat penyalur dari
tembaga – entah di mana sentralnya, potret Sri Ratu Emma yang telah turun tahta
terpasang pada pigura kayu berat.”(Bumi manusia;27)
Dari
kutipan di atas si penulis benar-benar ingin menggambarkan tempat yang menjadi
latar sebuah adegan dengan cara si tokoh yang bernama Minke menjelaskan rumah
ini mulai dari luar sampai ke hal-hal detail
yang ada dalam rumah dengan tujuan penulis adalah agar bisa
menuansanakan makna tertentu yang menggerakan emosi atau aspek kejiwaan
terhadap pembacanya.
Suatu
latar harus mudah dikenal kembali, dan juga harus dilukiskan dengan jelas dan
mudah diingat biasanya cenderung untuk memperbesar keyakinan terhadap tokoh dan
geraknya serta tindakannya. Dengan kata lain, kalau pembaca menerima latar itu
sebagai suatu yang nyata, maka dia lebih cenderung siap siaga menerima
orang-orang yang berada dalam satu latar itu serta tingkah laku dan
gerak-geriknya. Untuk memperjelas pengertian diatas saya akan memberikan
kutipan yang bisa dijadikan contoh dari pengertian diatas.
“Kami memasuki
ruangbelakang yang lebih mewah lagi”(Bumi manusia;30)
Dari
kutipan diatas kita sebagai pembaca bisa mengetahui bahwa dalam cerita ini
terjadi perpindahan latar tempat. Contohnya perpindahan latar tempat dari
ruangtamu ke ruangbelakang .
“Juga di sini
dinding seluruhnya terbuat dari katu jati yang dipolitur coklatmuda. Di pojokan
berdiri seperangkat mejamakan dengan enam kursi. Di dekatnya terdapat tangga
naik loteng. Kenap bertugur di tiga pojok lainya. Di atasnya berdiri jambang
bunga dari tembikar bikinan Eropa. Bunga-bungaan bersembulan dari dalamnya
dalam karangan serasi.”(Bumi manusia;31)
Dari
kutipan di atas penggambaran tentang tempat berlangsungnya adegan dalam cerita
ini kembali terjadi secara detail, si penulis selalu menggambarkan sebuah latar
tempat terjadinya adegan dalam cerita novel bumi manusia ini dengan penggambaran
yang detail terhadap si pembacanya seperti kutipan di atas yang menerangkan
ruangbelakang dari sebuah rumah mewah yang bernama Boerderij Buitenzorg dengan
segala properti yang ada di dalamnya dan pembaca menerima latar itu sebagai
suatu yang nyata.
Setting
juga memiliki arti cerita yang berkaitan dengan masalah waktu, suasana, zaman,
kebiasaan dan sebagainya yang mendukung cerita fikisi. Di sini saya akan
memberikan contoh kutipan yang berkaitan dengan waktu atau zaman.
“Dan di Eropa
sana, orang sudah mulai membikin mesin yang lebih kecil dengan tenaga lebih
besar, atau setidaknya sama dengan mesin uap”(Bumi manusia;13)
“Tenaga-tenaga
alam mulai diubah manusia untuk diabdikan pada dirinya. Orang malah sudah
merancang akan terbang seperti gatotkaca,seperti Ikarus.”(Bumi manusia;13)
Dari
kutipan di atas penggambaran tentang perkembangan zaman yang pada saat itu ada
pada akhir abad 19 dan awal abad 20 bahwa di eropa sudah mengalami perkembangan
teknologi yang sangat pesat bahkan di Eropa pada kutipan di atas sudah akan
membuat yang sekarang dinamakan pesawat terbang yang pada saat itu hanya bisa
di bayangkan dengan orang yang dapat terbang seperti gatotkaca.
Kenney (1966: 38) mengungkapkan
tentang jenis latar,salah satunya adalah latar netral.Latar netral adalah latar
yang tidak terlalu diperhatikan oleh pengarang. Latar dalam bentuk ini hanya
sebagai tempat dan waktu kejadian saja, tidak lebih tidak kurang.seperti contoh
yang saya kutipkan berikut:
“Karper mulai
memasuki daerah wonokromo”(Bumi manusia;24)
“Sebuah rumah
bergaya Tiongkok berperalatan luas dan terpelihara rapih dengan pagar hidup.
Pintu dan jendela depan tertutup. Catnya serba merah. Tidak menarik perasaan
keindahanku.”(Bumi manusia;24)
“Barang seratus
limapuluh meter di sebelah kiri rumahplesir itu nampak kosong tanpa rumah.
Kemudian menyusul rumah loteng dari kayu juga berperalatan luas. Dekat di
belakang pagar kayu terpasang papan nama besar dengan tulisan:Boerderij
Buitenzorg.”(Bumi manusia;24)
Dari
kutipan di atas kita bisa mengetahui bahwa si tokoh yang di dalam novel bumi
manusia ini bernama Minke sudah masuk ke tempat yang bernama Wonokromo yang
dijelaskan Minke terdapat rumah-rumah dan sang penulis ingin menggambarkan
lingkungan yang menjadi latar kisah ini dengan adanya rumah bergaya Tiongkok
dengan serba ke cina-cinaanya dan disebelah rumah bergaya Tiongkok ini pula
digambarkan oleh si penulis terdapat sebuah perusahaan pertanian yang bernama
Boerderij Buitenzorg dengan segala penggambaran si penulis.
Selanjutnya
saya akan menjelaskan tentang latar waktu. Latar waktu ialah waktu terjadinya
sebuah peristiwa dalam cerita. Latar waktu bisa berupa detik, menit, jam, jari,
minggu, bulan, tahun, dan seterusnya. Tetapi juga sangat mungkin pengarang
tidak menentukan secara persis tahun, tanggal atau hari terjadinya peristiwa,
namun hanya menyebutkan saat Hari Raya, Natal, tahun baru dan sebagainya. Untuk
lebih jelasnya saya akan memberikan sebuah kutipan dari novelbumi manusia untuk
memperjelas pengertian.
“7 september
1898. Hari jum’at Legi. Ini di Hindia. Di Nederland sana: 6 september 1898,
hari Kamis Kliwon – Para pelajar seakan gila merayakan penobatan ini:pertandingan,
pertunjukan, pameran keterampilan dan kebiasaan yang dipelajari orang dari
Eropa-sepakbola,standen , kasti.”(Bumi manusia;18)
Dari
kutipan di atas kita bisa mengartikan kutipan di atas bahwa para pelajar sedang
merayakan pesta olahraga seperti sepakbola, standen, dan kasti. Dan kutipan di
atas bisa mewakili latar waktu yang di cantumkan secara spesifikasi waktunya
seperti tanggal,bulan,tahunnya.
Kurang
lengkap apabila latar alat tidak saya bahas,selanjutnya adalah latar alat. Latar
alat ialah benda-benda yang digunakan tokoh dalam sebuah cerita dan berhubungan
dengan suatu lingkungan kehidupan tertentu. Seperti laptop, pena, buku tulis
dan lain-lain yang termasuk alat pelajar, atau seperti kuda, karper dan
lain-lain yang digunakan orang sebagai alat transportasi. Untuk lebih jelasnya
saya akan memberi contoh sebuah kutipan dari novel bumi manusia.
“Sebuah dokar
model baru, karper, telah menunggu di pintu gerbang. Kami naik; kuda mulai
bergerak; kusir seorang Jawa tua.”
Dari
kutipan diatas kita bisa mengetahui alat transportasi pada saat itu adalah
sebuah karper yang termasuk sebagai latar alat.
Kesimpulan
Sebenarnya
masih banyak yang harus saya jelaskan mengenai setting atau latar ini, tetapi
jika diambil kesimpulan tentang setting atau latar ini adalah latar peristiwa
dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa serta memiliki
fungsi fisikal dengan segala aspek yang termasuk kedalam setting atau latar
seperti jenis-jenis latar, dan fungsi fungsi latar.
REFERENSI
Jauhari, Heri. 2010. Nilai Religius dalam Karya Sastra.
Bandung: Afrino Raya
Kenney,
William. 1966. How to Analyze Fiction.
New York: Monarch Press
Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi
Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Judul asli: An Intruduction
to Fiction. 1965. New York: Holt, Rinehart and Finston, Inc diterjemahkan
oleh Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad)
Toer, Pramoedya Ananta. 2010. Bumi Manusia. Jakarta: Lentera Dipantara
Tohari, Ahmad. 1993. Bekisar Merah. Jakarta: Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar