Nama:
Rizki Restu Permana
Kelas:
IIID
NIM: 1211503118
JURNAL CROSS CULTURE UNDERSTANDING
November 1, 2012
Hari
ini adalah pertemuan awal setelah ujian tengah semester (UTS), dan hari ini
kami melanjutkan pelajaran mata kuliah cross culture understanding atau lebih
enak disebut CCU. Hari
ini referensi yang kami gunakan merupakan paper Pak Dian yang dibuat pada tahun
2010, paper ini berjudul “Promoting Literature to Build College Students’
Socio-Political Awareness in the EFL Reading Class” yang isi papernya ini
adalah ketidak puasan Pak Dian terhadap sistem pendidikan di Indonesia
khususnya dalam pembelajaran bahasa.
Pak dian pun berkata bahwa
pembelajaran bahasa adalahcara belajar secara extensive bukan mempelajari
struktur atau tataan bahasanya, dan yang seharusnya belajar bahasa adalah 60%
dengan karya sastra, karena karya sastra adalah sistem yang paling efektif
dalam pembelajaran bahasa dan sangat berpengaruh dalam memperluas pengetahuan.
Contohnya saja di Negara tetangga (Malaysia), mereka dalam satu tahun dapat
menghabiskan 10-30 judul novel. Lalu Pak Dian menayangkan kembali cuplikan film
“Death Poet Society” sambil menerangkan maksud dari film tersebut yang intinya,
bahwa mempelajari bahasa memang lebih efektif dengan karya-karya sastra.
Pak Dian juga berkata bahwa semakin
banya membaca karya sastra maka semakin pandai seseorang tersebut untuk
memvisualisasikan kejadian, pokoknya mah akan banyak hikmah ketika membaca
karya sastra.
Pada hari ini juga Pak Dian
menjelaskan bahwa pembelajaran nilai harus diterapkan pada semua mata pelajaran
tidak hanya pada mata pelajaran Agama atau PKN, karena jika semua murid harus
dibekali nilai-nilai yang baik pada setiap pelajaran untuk memperbaiki moral
yang pada saat ini sudah mulai atau sudah hancur.
Kata-kata terakhir pada pertemuan
kali ini yang diucapkan Pak Dian yang saya ingat adalah “Pendidikan adalah
untuk membuat manusia lebih manusiawi atau lebih memanusiakan manusia”, mungkin
cukup dulu buat jurnal pertemuan kali ini.
November 8, 2012
Hari ini adalah pertemuan ke dua saya dengan mata kuliah Cross
Culture Understanding atau CCU. minggu ini kami akan membahas tentang film yang
ditugaskan untuk ditonton yang berjudul “The Last Samurai” dan juga
memerintahkan pada minggu sebelumnya untuk membaca cuplikan novel yang Pak Dian
berikan, tapi Pak Dian memerintahkan untuk membuat kelompok guna membahas atau
mendiskusikan film ini dan mempresentasikan, seperti biasa, jika diperintahkan
membuat kelompok dan anggotanya bebas sudah secara otomatis kelompok saya pasti
laki-laki semua karena selain biar lebih enak diskusinya tetaoi juga emang
lelaki di kelas saya sangat pas-pasan.
Pak Dian pun memberikan soal untuk kelompok kami diskusikan, dan
karena kelompok saya kelompok terakhir jadi soalnya pun yaa soal yang terakhir.
Sementara kami berdiskusi Pak Dian pun tertidur, tapi gak tau tidur asli gak
tau hanya memejamkan mata sebentar, ketika Pak Dian terbangun saya disuruh
memberikan kertas jawaban hasil diskusi kelompok saya dan yang ternyata itu
salah, seharusnya bukan di ke bapakin tapi di presentasikan, yaahh nasib emang
selalu ada aja bahan temen-temen buat ketawa.
Presentasi pun dimulai dari kelompok dua dikarenakan kelompok satu
yang belum siap, lalu dilanjutkan dengan kelompok pertama, dan giliran
selanjutnyadalah kelompok saya, ketika mau di presentasikan kami pun saling
menuduh untuk siapa yang harus mempresentasikan, awalnya mau saya tetapi jika
saya yang presentasi kata temen saya, saya mah bukan presentasi kalo kedepan
tuh paling juga standup comedy,hehe, akhirnya teman saya yang bernama Rezza lah
yang mewakili kelompok kami untuk mempresentasikan hasil diskusi kami.
Sekian dulu jurnal dari saya buat pertemuan kali ini.
November 15, 2012
Pada minggu kali ini untuk pertama
kalinya dosen Cross Culture Understanding atau CCU ini yang bernama Dian
Nurrachman tidak bisa masuk, tidak seperti biasanya Pak Dian tidak bisa masuk tapi
Pak Dian tidak masuk bukan tanpa alasan, Pak Dian tidak dapat mengajar seperti
minggu biasanya karena Pak Dian mendapat musibah yaitu ibu mertuanya meninggal
dunia.
Lalu Pak Dian menitipkan kepada kami tugas kelompok untuk
mendiskusikan sebuah film yang telah kami tonton yang berjudl “The Dangerous
Mind”, Pak Dian meminta kami untuk dibagi ke dalam empat kelompok yang
masing-masing kelompok telah diberikan pertanyaan yang berbeda-beda untuk
didiskusikan, seperti biasa saya masuk ke kelompok yang secara otomatis jika
membuatkelompok yang anggotanya bebas langsung kami membentuk kelompok yang
hanya beranggotakan laki-laki, tetapi kami berdiskusi tidak di kelas tetapi di luar
kelas, dan hari kamis kali ini bisa dikatakan libur karena dosen matakuliah
sebelumnya pun tidak dapat masuk karena sakit.
Mungkin cukup dulu jurnal buat minggu ini.
November 22, 2012
Pada pertemuan kali ini giliran saya yang
tidak masuk, mungkin pada minggu ini enam laki-laki dikelas saya tidak bisa
masuk, dan setelah dipikir-pikir alesan saya tidak masuk aga kurang penting
yaitu saya tidak dapat masuk karena kami ada pertandingan BSI CUP, pada awalnya
saya lebih memilih untuk masuk kuliah aja, tetapi salah satu teman saya yang
bilang dia sudah bertanya ke Pak Dian yang berkata bahwa kami memiliki jatah
buat tidak yang bisa digunakan jika kami ingin menggunakanya, dan pada akhirnya
aku pun tidak bisa mengikuti mata kuliah CCU pada minggu ini.
Hehe
kayanya cukup dulu jurnal buat kamis 22 november ini.
December 6, 2012
Pada pertemuan minggu kali ini merupakan
pertemuan yang akan membahas materi terakhir dari mata kuliah Cross Culture
Understanding atau CCU ini. Materi
CCU yang diberikan Pak Dian kali ini adalah “Global Culture and the Expansion
of English Language” yang telah Pak Dian bacaan sebelumnya.
Pada pembahasan materi
ini timbul pertanyaan mengapa harus bahasa inggris. Banyak jawaban dari
pertanyaan itu, ada jawaban karena bahasa inggris adalah bahasa internasional,
ada jawaban kalo bahasa inggris itu bahasa yang keren, tetapi menurut teori“The
History of World English(es)”, diantaranya:
·
British
Colonialism-Imperialism.
Pengertian dari Colonialism adalah tataran yang konkrit atau
penjajahan secara kongkrit seperti penjajahan bangsa Belanda ke indonesia yang
ingin memiliki tataran Indonesia, sedangkan Imperialism adalah penjajahan
secara abstrak, halus, yaitu penjajahan melalui bahasa, sastra, bahkan budaya.
·
The
Establishment of English Departments all over the world.
Hampir seluruh perguruan tinggi di dunia khususnya di Indonesia
membuka Jurusan Bahasa Inggris. Ini membuktikan secara tidak langsung kita
sedang dijajah oleh satu budaya (bahasa) yaitu Bahasa Inggris. Hal ini terjadi
karena banyak yang menganggap bahasa inggris is fashionable.
·
English
Linguistic Imperialism: a specific type of Linguicism.
Kata
Linguicism memiliki arti bahwa satu bahasa tertentu lebih unggul atau dominan
untuk dipelajari bila dibandingkan dengan bahasa-bahasa yang lain.
·
The Products:
ELT in various name (EFL, ESL, EIL, ELF, EYL, EAP, ESP, etc..)
·
The new
promoter: The U.S
·
Social
inequalities
·
Language Loss
and Death
·
. Language
Policy
·
. Critical
Pedagogy: Resisting the spread of English
·
. Acknowledge
the varieties of English: Afro-America English, Latino English, Indian English, Malaysian English,
Singapore English, Filipino English, Australian English.
Sekian jurnal dari saya semoga aja saya bisa bertemu
dengan Pak Dian kembali di smester depan, karena sudah banyak yang saya dapat
dari pelajaran dan pengajaran CCU ini. Terimakasih
salam sastra. hi Rizki, saya Mujahidah jurusan sastra inggris juga. mau tanya, waktu rizki belajar cross cultural understanding semester brapa? dan apakah tugasnya hanya sebatas menganalysa film saja? many thanks before :)
BalasHapusSalam,
BalasHapusSaya ada tugas UTS mata kuliah CCU. Boleh saya minta referensinya?