Label

Kamis, 02 Januari 2014

Essay Bumi Manusia



NAMA : RIZKI RESTU PERMANA
KELAS : II/D
NIM : 1211503118

Sebuah LatarTempat,Waktu, hingga Peristiwayang MenjadikanNovel Bumi Manusia Menjadi Menarik

            Sebuah karya sastra seperti novelharus memiliki latar tempat terjadinya peristiwa atau adegan dalam satu waktu baik latar tempat maupun latar waktu. Latar dalam fiksi bukan hanya sekadar background saja,artinya bukan hanya menunjukan tempat dan kapan terjadinya. Menurut Sumardjo dan Saini (1997:76) bahwa “dalam cerita modern setting telah digarap para penulis menjadi unsur cerita yang penting. Ia terjalin erat dengan karakter, tema, dan suasana cerita”. Setting adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa serta memiliki fungsi fisikal,untuk lebih jelasnya akan saya berikan kutipan untuk memperjelasnya.
“Orang-orang desa, ke kota berjalan kaki,tak masuk dalam perhatianku. Jalan raya batu kuning itu lurus langsung ke Wonokromo. Rumah, ladang, sawah, pepohonan jalanan yang dikurung dengan keranjang bambu, bagian-bagian hutan yang bermandikan sinar  perak matari, semua, semua berterbangan riang. Di kejauhan sana samar-samar nampak gunung-gemunung berdiri tenag dalam keangkuhan, seperti petapa berbaring membatu.”(Bumi manusia;22)
Dari kutipan diatas kita bisa mengetahui bahwa si penulis ingin menjelaskan atau menggambarkan tempat dalam kisah bumi manusia ini yang bernama Wonokromo bahwa tempat ini masih sangat minim transportasi, tetapi keindahan alam yang digambarkan sang penulis membuat si pembaca memvisualisasikannya menjadi tempat yang sangat indah, tenang, dan sangat sempurna.
Setting bukan hanya berfungsi sebagai latar yang bersifat fisikal untuk membuat suatu cerita menjadi logis, ia juga memiliki fungsi psikologis, sehingga setting pun mampu menuansanakan makna tertentu yang menggerakan emosi atau aspek kejiwaan pembacanya. Seperti kutipan yang akan saya contohkan untuk memperjelas pengertian di atas.
“Orang menganggap rumahnya sebuah istana pribadi,sekali pun hanya dari kayu jati. Dari kejauhan sudah nampak atap sirapnya dari kayu kelabu. Pintu dan jendela terbuka lebar. Tidak seperti pada rumahsuplesir Ahtjong. Berandanya tidak ada. Sebagai gantinya sebuah konsol cukup luas dan lebar melindungi anaktangga kayu yang lebar pula, lebih lebar daripada pintu depan.”(Bumi manusia;24)
“Mataku mulai menggerayangi ruangtamu yang luas itu: perabot, langit-langit, kandil-kandil kristal yang bergelantungan, lampu-lampu gas gantung dengan kawat penyalur dari tembaga – entah di mana sentralnya, potret Sri Ratu Emma yang telah turun tahta terpasang pada pigura kayu berat.”(Bumi manusia;27)
Dari kutipan di atas si penulis benar-benar ingin menggambarkan tempat yang menjadi latar sebuah adegan dengan cara si tokoh yang bernama Minke menjelaskan rumah ini mulai dari luar sampai ke hal-hal detail  yang ada dalam rumah dengan tujuan penulis adalah agar bisa menuansanakan makna tertentu yang menggerakan emosi atau aspek kejiwaan terhadap pembacanya.
Suatu latar harus mudah dikenal kembali, dan juga harus dilukiskan dengan jelas dan mudah diingat biasanya cenderung untuk memperbesar keyakinan terhadap tokoh dan geraknya serta tindakannya. Dengan kata lain, kalau pembaca menerima latar itu sebagai suatu yang nyata, maka dia lebih cenderung siap siaga menerima orang-orang yang berada dalam satu latar itu serta tingkah laku dan gerak-geriknya. Untuk memperjelas pengertian diatas saya akan memberikan kutipan yang bisa dijadikan contoh dari pengertian diatas.
“Kami memasuki ruangbelakang yang lebih mewah lagi”(Bumi manusia;30)
Dari kutipan diatas kita sebagai pembaca bisa mengetahui bahwa dalam cerita ini terjadi perpindahan latar tempat. Contohnya perpindahan latar tempat dari ruangtamu ke ruangbelakang .
“Juga di sini dinding seluruhnya terbuat dari katu jati yang dipolitur coklatmuda. Di pojokan berdiri seperangkat mejamakan dengan enam kursi. Di dekatnya terdapat tangga naik loteng. Kenap bertugur di tiga pojok lainya. Di atasnya berdiri jambang bunga dari tembikar bikinan Eropa. Bunga-bungaan bersembulan dari dalamnya dalam karangan serasi.”(Bumi manusia;31)
Dari kutipan di atas penggambaran tentang tempat berlangsungnya adegan dalam cerita ini kembali terjadi secara detail, si penulis selalu menggambarkan sebuah latar tempat terjadinya adegan dalam cerita novel bumi manusia ini dengan penggambaran yang detail terhadap si pembacanya seperti kutipan di atas yang menerangkan ruangbelakang dari sebuah rumah mewah yang bernama Boerderij Buitenzorg dengan segala properti yang ada di dalamnya dan pembaca menerima latar itu sebagai suatu yang nyata.
Setting juga memiliki arti cerita yang berkaitan dengan masalah waktu, suasana, zaman, kebiasaan dan sebagainya yang mendukung cerita fikisi. Di sini saya akan memberikan contoh kutipan yang berkaitan dengan waktu atau zaman.
“Dan di Eropa sana, orang sudah mulai membikin mesin yang lebih kecil dengan tenaga lebih besar, atau setidaknya sama dengan mesin uap”(Bumi manusia;13)
“Tenaga-tenaga alam mulai diubah manusia untuk diabdikan pada dirinya. Orang malah sudah merancang akan terbang seperti gatotkaca,seperti Ikarus.”(Bumi manusia;13)
Dari kutipan di atas penggambaran tentang perkembangan zaman yang pada saat itu ada pada akhir abad 19 dan awal abad 20 bahwa di eropa sudah mengalami perkembangan teknologi yang sangat pesat bahkan di Eropa pada kutipan di atas sudah akan membuat yang sekarang dinamakan pesawat terbang yang pada saat itu hanya bisa di bayangkan dengan orang yang dapat terbang seperti gatotkaca.
Kenney (1966: 38) mengungkapkan tentang jenis latar,salah satunya adalah latar netral.Latar netral adalah latar yang tidak terlalu diperhatikan oleh pengarang. Latar dalam bentuk ini hanya sebagai tempat dan waktu kejadian saja, tidak lebih tidak kurang.seperti contoh yang saya kutipkan berikut:
“Karper mulai memasuki daerah wonokromo”(Bumi manusia;24)
“Sebuah rumah bergaya Tiongkok berperalatan luas dan terpelihara rapih dengan pagar hidup. Pintu dan jendela depan tertutup. Catnya serba merah. Tidak menarik perasaan keindahanku.”(Bumi manusia;24)
“Barang seratus limapuluh meter di sebelah kiri rumahplesir itu nampak kosong tanpa rumah. Kemudian menyusul rumah loteng dari kayu juga berperalatan luas. Dekat di belakang pagar kayu terpasang papan nama besar dengan tulisan:Boerderij Buitenzorg.”(Bumi manusia;24)
Dari kutipan di atas kita bisa mengetahui bahwa si tokoh yang di dalam novel bumi manusia ini bernama Minke sudah masuk ke tempat yang bernama Wonokromo yang dijelaskan Minke terdapat rumah-rumah dan sang penulis ingin menggambarkan lingkungan yang menjadi latar kisah ini dengan adanya rumah bergaya Tiongkok dengan serba ke cina-cinaanya dan disebelah rumah bergaya Tiongkok ini pula digambarkan oleh si penulis terdapat sebuah perusahaan pertanian yang bernama Boerderij Buitenzorg dengan segala penggambaran si penulis.
Selanjutnya saya akan menjelaskan tentang latar waktu. Latar waktu ialah waktu terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Latar waktu bisa berupa detik, menit, jam, jari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya. Tetapi juga sangat mungkin pengarang tidak menentukan secara persis tahun, tanggal atau hari terjadinya peristiwa, namun hanya menyebutkan saat Hari Raya, Natal, tahun baru dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya saya akan memberikan sebuah kutipan dari novelbumi manusia untuk memperjelas pengertian.
“7 september 1898. Hari jum’at Legi. Ini di Hindia. Di Nederland sana: 6 september 1898, hari Kamis Kliwon Para pelajar seakan gila merayakan penobatan ini:pertandingan, pertunjukan, pameran keterampilan dan kebiasaan yang dipelajari orang dari Eropa-sepakbola,standen , kasti.”(Bumi manusia;18)
Dari kutipan di atas kita bisa mengartikan kutipan di atas bahwa para pelajar sedang merayakan pesta olahraga seperti sepakbola, standen, dan kasti. Dan kutipan di atas bisa mewakili latar waktu yang di cantumkan secara spesifikasi waktunya seperti tanggal,bulan,tahunnya.
Kurang lengkap apabila latar alat tidak saya bahas,selanjutnya adalah latar alat. Latar alat ialah benda-benda yang digunakan tokoh dalam sebuah cerita dan berhubungan dengan suatu lingkungan kehidupan tertentu. Seperti laptop, pena, buku tulis dan lain-lain yang termasuk alat pelajar, atau seperti kuda, karper dan lain-lain yang digunakan orang sebagai alat transportasi. Untuk lebih jelasnya saya akan memberi contoh sebuah kutipan dari novel bumi manusia.
“Sebuah dokar model baru, karper, telah menunggu di pintu gerbang. Kami naik; kuda mulai bergerak; kusir seorang Jawa tua.”
Dari kutipan diatas kita bisa mengetahui alat transportasi pada saat itu adalah sebuah karper yang termasuk sebagai latar alat.
Kesimpulan
Sebenarnya masih banyak yang harus saya jelaskan mengenai setting atau latar ini, tetapi jika diambil kesimpulan tentang setting atau latar ini adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa serta memiliki fungsi fisikal dengan segala aspek yang termasuk kedalam setting atau latar seperti jenis-jenis latar, dan fungsi fungsi latar.




           
REFERENSI
Jauhari, Heri. 2010. Nilai Religius dalam Karya Sastra. Bandung: Afrino Raya
Kenney, William. 1966. How to Analyze Fiction. New York: Monarch Press
Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Judul asli: An Intruduction to Fiction. 1965. New York: Holt, Rinehart and Finston, Inc diterjemahkan oleh Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad)
Toer, Pramoedya Ananta. 2010. Bumi Manusia. Jakarta: Lentera Dipantara
Tohari, Ahmad. 1993. Bekisar Merah. Jakarta: Gramedia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar