Label

Kamis, 02 Januari 2014

Jurnal Cross Culture Understanding



Nama: Rizki Restu Permana
Kelas: IIID
NIM: 1211503118
JURNAL CROSS CULTURE UNDERSTANDING

November 1, 2012
                Hari ini adalah pertemuan awal setelah ujian tengah semester (UTS), dan hari ini kami melanjutkan pelajaran mata kuliah cross culture understanding atau lebih enak disebut CCU. Hari ini referensi yang kami gunakan merupakan paper Pak Dian yang dibuat pada tahun 2010, paper ini berjudul “Promoting Literature to Build College Students’ Socio-Political Awareness in the EFL Reading Class” yang isi papernya ini adalah ketidak puasan Pak Dian terhadap sistem pendidikan di Indonesia khususnya dalam pembelajaran bahasa.
            Pak dian pun berkata bahwa pembelajaran bahasa adalahcara belajar secara extensive bukan mempelajari struktur atau tataan bahasanya, dan yang seharusnya belajar bahasa adalah 60% dengan karya sastra, karena karya sastra adalah sistem yang paling efektif dalam pembelajaran bahasa dan sangat berpengaruh dalam memperluas pengetahuan. Contohnya saja di Negara tetangga (Malaysia), mereka dalam satu tahun dapat menghabiskan 10-30 judul novel. Lalu Pak Dian menayangkan kembali cuplikan film “Death Poet Society” sambil menerangkan maksud dari film tersebut yang intinya, bahwa mempelajari bahasa memang lebih efektif dengan karya-karya sastra.
            Pak Dian juga berkata bahwa semakin banya membaca karya sastra maka semakin pandai seseorang tersebut untuk memvisualisasikan kejadian, pokoknya mah akan banyak hikmah ketika membaca karya sastra.
            Pada hari ini juga Pak Dian menjelaskan bahwa pembelajaran nilai harus diterapkan pada semua mata pelajaran tidak hanya pada mata pelajaran Agama atau PKN, karena jika semua murid harus dibekali nilai-nilai yang baik pada setiap pelajaran untuk memperbaiki moral yang pada saat ini sudah mulai atau sudah hancur.
            Kata-kata terakhir pada pertemuan kali ini yang diucapkan Pak Dian yang saya ingat adalah “Pendidikan adalah untuk membuat manusia lebih manusiawi atau lebih memanusiakan manusia”, mungkin cukup dulu buat jurnal pertemuan kali ini.

November 8, 2012
Hari ini adalah pertemuan ke dua saya dengan mata kuliah Cross Culture Understanding atau CCU. minggu ini kami akan membahas tentang film yang ditugaskan untuk ditonton yang berjudul “The Last Samurai” dan juga memerintahkan pada minggu sebelumnya untuk membaca cuplikan novel yang Pak Dian berikan, tapi Pak Dian memerintahkan untuk membuat kelompok guna membahas atau mendiskusikan film ini dan mempresentasikan, seperti biasa, jika diperintahkan membuat kelompok dan anggotanya bebas sudah secara otomatis kelompok saya pasti laki-laki semua karena selain biar lebih enak diskusinya tetaoi juga emang lelaki di kelas saya sangat pas-pasan.
Pak Dian pun memberikan soal untuk kelompok kami diskusikan, dan karena kelompok saya kelompok terakhir jadi soalnya pun yaa soal yang terakhir. Sementara kami berdiskusi Pak Dian pun tertidur, tapi gak tau tidur asli gak tau hanya memejamkan mata sebentar, ketika Pak Dian terbangun saya disuruh memberikan kertas jawaban hasil diskusi kelompok saya dan yang ternyata itu salah, seharusnya bukan di ke bapakin tapi di presentasikan, yaahh nasib emang selalu ada aja bahan temen-temen buat ketawa.
Presentasi pun dimulai dari kelompok dua dikarenakan kelompok satu yang belum siap, lalu dilanjutkan dengan kelompok pertama, dan giliran selanjutnyadalah kelompok saya, ketika mau di presentasikan kami pun saling menuduh untuk siapa yang harus mempresentasikan, awalnya mau saya tetapi jika saya yang presentasi kata temen saya, saya mah bukan presentasi kalo kedepan tuh paling juga standup comedy,hehe, akhirnya teman saya yang bernama Rezza lah yang mewakili kelompok kami untuk mempresentasikan hasil diskusi kami.
Sekian dulu jurnal dari saya buat pertemuan kali ini.

November 15, 2012
            Pada minggu kali ini untuk pertama kalinya dosen Cross Culture Understanding atau CCU ini yang bernama Dian Nurrachman tidak bisa masuk, tidak seperti biasanya Pak Dian tidak bisa masuk tapi Pak Dian tidak masuk bukan tanpa alasan, Pak Dian tidak dapat mengajar seperti minggu biasanya karena Pak Dian mendapat musibah yaitu ibu mertuanya meninggal dunia.
Lalu Pak Dian menitipkan kepada kami tugas kelompok untuk mendiskusikan sebuah film yang telah kami tonton yang berjudl “The Dangerous Mind”, Pak Dian meminta kami untuk dibagi ke dalam empat kelompok yang masing-masing kelompok telah diberikan pertanyaan yang berbeda-beda untuk didiskusikan, seperti biasa saya masuk ke kelompok yang secara otomatis jika membuatkelompok yang anggotanya bebas langsung kami membentuk kelompok yang hanya beranggotakan laki-laki, tetapi kami berdiskusi tidak di kelas tetapi di luar kelas, dan hari kamis kali ini bisa dikatakan libur karena dosen matakuliah sebelumnya pun tidak dapat masuk karena sakit.
Mungkin cukup dulu jurnal buat minggu ini.

November 22, 2012
            Pada pertemuan kali ini giliran saya yang tidak masuk, mungkin pada minggu ini enam laki-laki dikelas saya tidak bisa masuk, dan setelah dipikir-pikir alesan saya tidak masuk aga kurang penting yaitu saya tidak dapat masuk karena kami ada pertandingan BSI CUP, pada awalnya saya lebih memilih untuk masuk kuliah aja, tetapi salah satu teman saya yang bilang dia sudah bertanya ke Pak Dian yang berkata bahwa kami memiliki jatah buat tidak yang bisa digunakan jika kami ingin menggunakanya, dan pada akhirnya aku pun tidak bisa mengikuti mata kuliah CCU pada minggu ini.
            Hehe kayanya cukup dulu jurnal buat kamis 22 november ini.

December 6, 2012
            Pada pertemuan minggu kali ini merupakan pertemuan yang akan membahas materi terakhir dari mata kuliah Cross Culture Understanding atau CCU ini. Materi CCU yang diberikan Pak Dian kali ini adalah “Global Culture and the Expansion of English Language” yang telah Pak Dian bacaan sebelumnya.
      Pada pembahasan materi ini timbul pertanyaan mengapa harus bahasa inggris. Banyak jawaban dari pertanyaan itu, ada jawaban karena bahasa inggris adalah bahasa internasional, ada jawaban kalo bahasa inggris itu bahasa yang keren, tetapi menurut teori“The History of World English(es)”, diantaranya:
·         British Colonialism-Imperialism.
Pengertian dari Colonialism adalah tataran yang konkrit atau penjajahan secara kongkrit seperti penjajahan bangsa Belanda ke indonesia yang ingin memiliki tataran Indonesia, sedangkan Imperialism adalah penjajahan secara abstrak, halus, yaitu penjajahan melalui bahasa, sastra, bahkan budaya.
·         The Establishment of English Departments all over the world.
Hampir seluruh perguruan tinggi di dunia khususnya di Indonesia membuka Jurusan Bahasa Inggris. Ini membuktikan secara tidak langsung kita sedang dijajah oleh satu budaya (bahasa) yaitu Bahasa Inggris. Hal ini terjadi karena banyak yang menganggap bahasa inggris is fashionable.
·         English Linguistic Imperialism: a specific type of Linguicism.
Kata Linguicism memiliki arti bahwa satu bahasa tertentu lebih unggul atau dominan untuk dipelajari bila dibandingkan dengan bahasa-bahasa yang lain.
·         The Products: ELT in various name (EFL, ESL, EIL, ELF, EYL, EAP, ESP, etc..)
·         The new promoter: The U.S  
·         Social inequalities
·         Language Loss and Death
·         . Language Policy
·         . Critical Pedagogy: Resisting the spread of English
·         . Acknowledge the varieties of English: Afro-America English, Latino English, Indian           English, Malaysian English, Singapore English, Filipino English, Australian English.

Sekian jurnal dari saya semoga aja saya bisa bertemu dengan Pak Dian kembali di smester depan, karena sudah banyak yang saya dapat dari pelajaran dan pengajaran CCU ini.  Terimakasih

           


           

2 komentar:

  1. salam sastra. hi Rizki, saya Mujahidah jurusan sastra inggris juga. mau tanya, waktu rizki belajar cross cultural understanding semester brapa? dan apakah tugasnya hanya sebatas menganalysa film saja? many thanks before :)

    BalasHapus
  2. Salam,
    Saya ada tugas UTS mata kuliah CCU. Boleh saya minta referensinya?

    BalasHapus